Pada umumnya, sistem interkoneksi direalisasikan dengan BUS dengan karakteristik sebagai berikut :
·
Merupakan saluran bersama (share) yang
menghubungkan 2 atau lebih modul penyusun sistem komputer.
·
Bersifat broadcast,
1 modul yang sedang menjadi sumber data dapat memberikan data tersebut ke
seluruh modul lainnya.
·
Harus dipastikan, pada 1 saat hanya ada 1
modul yang menjadi sumber data, meletakkan data pada share BUS tersebut.
·
Umumnya
terdiri dari 50 sampai 100 jalur, yaitu :
· Address information (address bus)
» menentukan
asal/tujuan transfer data
» ukurannya menentukan kapasitas data pada sistem.
· Data information (data bus)
»
ukurannya menentukan unjuk kerja secara umum
· Control information
»
kendali untuk address dan data bus
· Lain-lain
seperti : power, ground, clock.
Unjuk
kerja BUS sangat dibatasi oleh 2 hal, yaitu waktu propagasi dan jumlah
keperluan akses. Makin banyak jumlah modul yang harus dihubungkan dengan BUS,
maka waktu propagasi makin panjang dan keperluan (demand) akses BUS akan
semakin banyak. Untuk mengatasi kelambatan proses pada BUS bersama (bottleneck
in share BUS), maka disiapkan beberapa set BUS sesuai dengan kecepatan
akses modul yang dihubungkan dengannya. Sistem interkoneksi seperti ini harus
bersifar hirarki, BUS cepat (high speed)
untuk jalur penghubung yang dekat dengan
prosesor dan BUS lambat (low speed)
untuk jalur penghubung yang jauh dari prosesor. Gambar 4.3. memperlihatkan
contoh konfigurasi BUS untuk mengatasi bottleneck.
Ada sedikit
perbedaan antara arsitektur BUS tradisional (a) dengan arsitektur BUS unjuk
kerja tinggi (b). Pada gambar (a) hanya ada 1 macam BUS untuk I/O, sedangkan
pada gambar (b) disiapkan 2 macam BUS untuk I/O, yaitu
·
High speed BUS untuk high speed I/O device
seperti Video dan LAN.
·
Low speed BUS untuk I/O expansion.
Gambar
4.3. Contoh Konfigurasi BUS.
Berkaitan dengan pengaturan pemakaian BUS,
berikut ini adalah hal-hal yang perlu diketahui
o
Pada satu saat hanya ada satu sumber data
yang meletakkan data pada BUS.
o
Mekanisme majikan-budak (master-slave).
Master mengendalikan BUS dan dapat
meletakkan data pada BUS. Sedangkan slave
hanya menerima informasi dari master.
o
Ada 2
macam metode pengaturan atau pengendalian, yaitu
» Centralized. Seluruh permohonan (request)
akses diatur oleh sebuah sentral, misalnya prosesor.
» Decentralized. Tidak ada pengendali
pusat, setiap device pengguna BUS
memiliki rangkaian digital dan cara untuk mengakses BUS, seperti akses ethernet
LAN dengan CSMA/CD (Carrier Send Multiple
Access / Collision Detection).
o
Ada 2
macam timing, yaitu synchronous
dan asynchronous, Gambar 4.4.
memperlihatkan contoh perbedaan kedua jenis timing pada BUS ISA.
– Synchronous,
»
Kejadian pada BUS ditentukan oleh clock
»
Seluruh kejadian harus bermula pada awal clock
»
Contoh: PCI bus
– Asynchronous
»
Kejadian pada BUS mengikuti dan bergantung kepada kejadian sebelumnya.
»
Lebih fleksibel dari synchronous, tetapi jelas lebih rumit.
»
Dapat mengakomodir beragam kecepatan I/O device.
» Misal : Futurebus+
Berkaitan dengan pengaturan pemakaian BUS,
berikut ini adalah hal-hal yang perlu diketahui
o
Pada satu saat hanya ada satu sumber data
yang meletakkan data pada BUS.
o
Mekanisme majikan-budak (master-slave).
Master mengendalikan BUS dan dapat
meletakkan data pada BUS. Sedangkan slave
hanya menerima informasi dari master.
o
Ada 2
macam metode pengaturan atau pengendalian, yaitu
» Centralized. Seluruh permohonan (request)
akses diatur oleh sebuah sentral, misalnya prosesor.
» Decentralized. Tidak ada pengendali
pusat, setiap device pengguna BUS
memiliki rangkaian digital dan cara untuk mengakses BUS, seperti akses ethernet
LAN dengan CSMA/CD (Carrier Send Multiple
Access / Collision Detection).
o
Ada 2
macam timing, yaitu synchronous
dan asynchronous, Gambar 4.4.
memperlihatkan contoh perbedaan kedua jenis timing pada BUS ISA.
– Synchronous,
»
Kejadian pada BUS ditentukan oleh clock
»
Seluruh kejadian harus bermula pada awal clock
»
Contoh: PCI bus
– Asynchronous
»
Kejadian pada BUS mengikuti dan bergantung kepada kejadian sebelumnya.
»
Lebih fleksibel dari synchronous, tetapi jelas lebih rumit.
»
Dapat mengakomodir beragam kecepatan I/O device.
»
Misal : Futurebus+
4.2. Sistem BUS pada Personal Computer (PC)
Terdapat beberapa jenis Sistem Bus pada Personal Computer, yaitu: ISA
(Industrial Standard Architecture), MCA
(Micro Channel Architecture), VESA
Video Local Bus, PCI, dan Futurebus+. Karakteristik masing-masing Sistem Bus
akan dijelaskan pada bagian berikut ini.
4.3. ISA (Industrial Standard Architecture)
ISA
adalah arsitektur bus pertama untuk sistem terbuka (open system) pada IBM PC. Sistem ini terdiri dari 2 (dua) jenis
bus, yaitu system 8-bit bus dan 16 bit bus. Jenis 8-bit bus digunakan pertama
kali pada PC-XT. Bus ini memiliki 62 pin, dengan 20 address line, oleh karena itu tersedia 1MB memori, 8 data lines dan 6 interrupt lines serta 2 DMA channels. Selain itu, bus ini
digerakkan oleh 4.77 Mhz clock.
Sedangkan
jenis 16-bit bus diperkenalkan pertama kali pada PC-AT dan PC 80286. Terjadi
penambahan pin menjadi 98 buah, dengan total 24 address line, memiliki 16 MB
lokasi memori, 16 bit data lines, dan 11 interrupt line serta 6 DMA channels. Clock
dengan detak 8.33 MHz digunakan untuk menggerakkan system bus ini.
Gambar
4.4. Diagram Pewaktuan Operasi READ pada ISA BUS
Gambar 4.5. Contoh Konfigurasi ISA BUS pada IBM PC.
4.4. Micro
Channel Architecture (MCA)
Kemunculan prosesor
386 dan 486 seakan membatasi unjuk kerja ISA BUS. Sulit untuk melewatkan 32-bit
data dalam 2 kali operasi BUS. Sehingga
pada tahun ‘88-89, IBM ingin memperbaiki dan meningkatkan performansi kerja ISA
dengan MCA pada seri PS/2. Terjadi banyak peningkatan jika
dibandingkan ISA, yaitu:
» kecepatan lebih tinggi
» negosiasi penggunaan BUS
» konfigurasi
otomatis
» mengimplementasikan
16 and 32-bit data
» memiliki 24/32-bit
address
» memiliki kecepatan
akses yang 2 kali lipat
» memiliki channel dan DMA lebih banyak
Dengan frekuensi yang sama, yaitu 8.33 MHz, MCA tetap
compatible dengan peralatan BUS ISA serta hanya membutuhkan biaya yang rendah
untuk perubahan dari peripheral BUS ISA.
4.5. VESA
Video Local Bus
VESA adalah Video Electronics Standards Association,
yaitu bus yang merupakan sebuah Jalur cepat antara Video card dengan memory.
BUS ini Dipakai bersama-sama dengan ISA atau EISA, dengan 32/64-bit data,
24/32-bit address. Kecepatan akses bus ini bergantung pada kecepatan prosesor.
Gambar 4.6 di bawah ini, menunjukan konfigurasi Video Local Bus dengan ISA Bus.
Gambar 4.5. Contoh Konfigurasi ISA BUS pada IBM PC.
4.4. Micro
Channel Architecture (MCA)
Kemunculan prosesor
386 dan 486 seakan membatasi unjuk kerja ISA BUS. Sulit untuk melewatkan 32-bit
data dalam 2 kali operasi BUS. Sehingga
pada tahun ‘88-89, IBM ingin memperbaiki dan meningkatkan performansi kerja ISA
dengan MCA pada seri PS/2. Terjadi banyak peningkatan jika
dibandingkan ISA, yaitu:
» kecepatan lebih tinggi
» negosiasi penggunaan BUS
» konfigurasi
otomatis
» mengimplementasikan
16 and 32-bit data
» memiliki 24/32-bit
address
» memiliki kecepatan
akses yang 2 kali lipat
» memiliki channel dan DMA lebih banyak
Dengan frekuensi yang sama, yaitu 8.33 MHz, MCA tetap
compatible dengan peralatan BUS ISA serta hanya membutuhkan biaya yang rendah
untuk perubahan dari peripheral BUS ISA.
4.6. PCI
Peripheral Component
Interface (PCI) bus merupakan bus yang diperkenalkan pada akhir 1992 oleh Intel
dan konsorsium produsen, dan kemudian secara efektif menggusur VL bus. Bus ini
menggunakan clock 33 MHZ yang terpisah dari clock prosesor, mempunyai 64-bit
data and address lines yang dimultiplexed,
dimana sebagian pin address dipakai juga sebagai pin data. Kapasitas PCI
memiliki hingga 16 slot, sedangkan VL bus hanya memiliki 2 slot. Untuk
kompatibilitas dengan peripheral lain, biasanya tetap disediakan slot ISA juga.
Akses PCI Bus sinkron berdasarkan clock
dan kendali terpusat pada prosesor.
Gambar 4.7
memperlihatkan contoh konfigurasi PCI BUS untuk desktop (a) dan untuk server
(b). Seperti tampak pada gambar tersebut, PCI tidak langsung dihubungkan dengan
sistem bus atau bus yang dipakai sebagai penghubung prosesor dengan memory
utama. PCI dihubungkan dengan sistem bus melalui jembatan.
Gambar 4.7. Contoh Konfugurasi PCI.
Gambar 4.8 memperlihatkan siklus operasi pada PCI BUS. Berikut
adalah keterangan ringkas berkaitan dengan gambar tersebut:
·
Urutan
siklus transaksi atau operasi ini beralih dari a, b, c, d, e, f, g, h hingga i.
·
CLK
atau clock adalah gelombang persegi periodik yang dihasilkan oleh osilator
untuk sinkronisasi proses. Ini dibutuhkan untuk akses BUS sinkron.
·
FRAME adalah bit yang mengizinkan penggunaan BUS,
biasanya active LOW.
·
AD adalah sekumpulan pin atau bit yang berisi
address/data dari device yang akan menggunakan BUS.
·
C/BE adalah Control/Byte Enable yang
mengendalikan pengambilan/penyetoran data dari/ke BUS.
·
IRDY adalah INPUT ready, sedangkan TRDY adalah
transfer ready. Untuk terjadinya transfer data antara BUS dengan device, kedua
bit ini harus LOW, jika tidak, maka BUS dalam keadaan menunggu (wait state),
misalnya menunggu kesiapan device yang terhubung dengan BUS.
·
DEVSEL adalah pin device select. Pin ini
active LOW, untuk mengizinkan terjadinya transfer data antara device yang
dipilih dengan BUS. Seperti tampak pada gambar di bawahnya, yaitu Gambar 4.9,
penentuan device mana yang boleh terhubung dengan BUS dilakukan dengan
pengendali yang disebut PCI arbiter. Setiap device harus meminta izin kepadanya
untuk bisa menduduki PCI BUS. REQ adalah request atau permintaan dan GNT adalah
grant atau pemberian.
Gambar
4.8. Operasi READ pada PCI
Gambar
4.9. Otorita PCI BUS.
Gambar 4.10
memperlihatkan diagram waktu berkaitan dengan proses negosiasi penggunaan BUS
untuk device A dan device B. Urutan dimulai dari a, b, c, d, e, f sampai g.
Kesempatan menentukan address diberikan oleh bit FRAME, sedangkan kesempatan
untuk transfer data diberikan oleh pasangan IRDY dan TRDY.
Gambar
4.10. Siklus Otorita PCI BUS
Meskipun request
dapat beririsan, yaitu pada saat keduanya, REQ A dan REQ B dalam keadaan LOW,
Grant tidak boleh bersamaan. Pada satu saat, hanya satu yang diberi grant,
yaitu yang mendapat LOW. Ini adalah izin untuk meletakkan data pada BUS.
4.7. Futurebus+
Futurebus+ adalah bus
yang memiliki performansi yang tinggi serta bekerja secara asynchronous. Bus
ini mulai diperkenalikan pada akhir tahun 80-an dengan arsitektur, processor, dan
teknologi yang independent. Beberapa hal yang mendukung bus ini, antara lain:
» protokol yang parallel and arbitrasi
» system yang memiliki toleransi kesalahan
dan kehandalan yang tinggi
» memiliki cache-based memory, dimana
– berpotensi
untuk menggantikan sistem bus lain karena fleksibilitasnya, dapat mendukung
data bus hingga 256-bit.
– keunggulannya
diiringi dengan biaya yang mahal, sehingga ditargetkan untuk pemakai berbeda.
Back ground nya gak enak diliat ka :v
BalasHapus